Tembakau Lembutan dan Garangan di Wonosobo Makin Diburu, Dampak Naiknya Harga Rokok
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Dengan naiknya harga rata-rata rokok kemasan, kini para perokok mulai berubah tren ke melinting manual. Di banyak wilayah di Wonosobo, kaum tua mayoritas memburu tembakau jenis garangan atau yang diproses dengan dibakar. Sedangkan untuk kaum mudanya lebih memilih tembakau kering atau yang biasa disebut lembutan. Hal itu diungkapkan salah satu pemasok sekaligus pedagang tembakau di Pasar Induk, M Khafid yang juga memiliki beberapa pelanggan di beberapa pasar kecamatan. “Untuk tembakau jenis garangan. Rata-rata dijual per kotak yang harganya mulai Rp10.000 sampai Rp25.000 tergantung citarasanya. Memang relatif lebih mahal ketimbang tembakau lintingan atau lembutan. Umumnya yang lembutan berasal dari kawasan Sindoro-Sumbing Temanggung. Harga per-ons nya mulai dari Rp30.000, Rp50.000 sampai ada juga yang ratusan ribu. Tergantung kualitas dan asal usulnya,” katanya kemarin (4/2). Meskipun imbas kenaikan harga rokok kemasan cukup menguntungkan para pedagang tembakau tradisional, hal itu juga dinilai karena adanya perpindahan tren yang sudah ada selama dua tahun terakhir. Baca juga Nekat, Maling Gondol Mesin ATM beserta Isinya di Magelang, Kerugian Capai Rp1,4 Miliar Diungkapkan Khafid, para perokok kini lebih pemilih dalam konsumsi tembakau dan menginginkan kualitas yang lebih baik. Umumnya satu pak tembakau lintingan lembutan dijual Rp35.000 lengkap dengan cengkeh dan kertas. “Yang pindah ke lintingan malah kebanyakan kaum pekerja kantoran yang tahu kualitas tembakau. Ada juga yang mulai tidak suka dengan citarasa rokok kemasan yang dinilai terlalu banyak campurannya. Kalau melinting bisa menakar sendiri cengkehnya seberapa. Bahkan kalau garangan biasanya pakai kemenyan, bisa pilih kualitasnya. Memang relatif lebih hemat dibanding rokok kemasan,” katanya. Senada, soal perpindahan tren itu ditanggapi salah satu pelanggan tembakau lintingan Arik Sudarno yang mengaku telah lama menggemari tembakau lintingan. Menurutnya, dengan adanya bentang alam yang mendukung kualitas tembakau yang baik patut diapresiasi penikmat tembakau. “Kalau soal tembakau sebenarnya Wonosobo diuntungkan karena di dataran tinggi dan kualitasnya bisa dijamin bagus. Tinggal masyarakatnya saja harus bisa mengerti cara memanfaatkannya. Mayoritas orang tua di Wonosobo juga banyak yang memilih tembakau olahan sendiri karena sebenarnya lebih baik ketimbang rokok kemasan. Dalam sebulan mungkin tidak sampai Rp100.000, lebih murah dibanding rokok kemasan,” pungkasnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: